Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta melaksanakan Riset Properti sebagai salah satu program kerja strategis. Hasil riset ini digunakan sebagai dasar oleh para pelaku industri, pemerintah maupun stakeholder untuk mengambil kebijakan, atau tindakan. Ini adalah kali pertamanya REI DKI mengeluarkan survei mengenai kondisi properti terkini.
Ketua DPD REI Jakarta amran Nukman mengatakan, dari survei tersebut, sebanyak 34% pengembang mengatakan optimis kondisi tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Sedangkan 55% lainnya mengatakan masih akan sama dari tahun sebelumnya.
“Mayoritas pengembang tetap merencanakan mengembangkan rumah sederhana , menengah ke atas dan apartemen dengan prioritas kebutuhan infrastruktur,” kata Amran di Jakarta, Sedangkan dari kebutuhan ekpansi tahun ini, sebanyak 33% dari pengembang membutuhkan capital expenditure (capex) sekitar Rp 100 miliar-Rp 500 miliar.
Di tengah optimisme tersebut juga ditemukan industri real estate sangat terdampak oleh kebijakan pemerintah yaitu perpajakan, perizinan, dan suku bunga kredit.
Amran mengatakan, khusus di DKI Jakarta, perizinan masih jadi tantangan tersendiri dimana birokrasi merupakan faktor yang paling dominan dalam proses perizinan.”Sebanyak 69% responden mengatakan lebih mudah memperoleh perizinan di luar DKI Jakarta dibandingkan Jakarta,” katanya.
Riset ini merupakan yang pertama dilakukan oleh REI DKI Jakarta. “Riset ini memiliki keakuratan lebih tinggi karena dilakukan langsung oleh asosiasi terhadap anggotanya. Hasil Riset ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi pasar pelaku industri, pemerintah dan stakeholder dalam mengambil kebijakan.” Ujar Amran
Survei untuk melihat perkembangan industri properti itu dilakukan terhadap 330 responden yang merupakan bagian dari anggota REI DKI Jakarta yang saat ini tercatat sebanyak 350 pengembang.
Chandra Rambey Wakil Ketua Bidang Riset & Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta mengatakan bahwa Riset ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survei melalui penyebaran kuesioner atau wawancara kepada anggota REI DKI berjumlah 350 anggota yang tersebar di Jabodetabek dan luar daerah.